Minggu, 02 Mei 2010

Perkembangan Bahasa pada Anak

Perkembangan bahasa pada anak

Bahasa sebagai salah satu bentuk komunikasi sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Dengan berbahasa kita dapat memberikan informasi kepada orang lain dan dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan bahasa dimulai dari masa bayi, dimana bayi-bayi secara efektif mengeluarkan suara sejak ia lahir yang bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Biasanya pada usia kira-kira 1-2 bulan bayi pertama kali mendekut (cooing) dengan mengeluarkan suara “oo” seperti “coo”. Dipertengahan tahun pertama anak pertama kali mengeluarkan celoteh seperti “ba, ba, ba.” Bayi menggunakan gerakan-gerakan seperti menunjuk ke gelas yang kosong untuk meminta susu pertama kali pada usia 8-12 bulan.

Pemerolehan bahasa bersifat subsadar dan alamiah maksudnya pemeroleh bahasa tidak menyadari bahwa dia memperoleh suatu bahasa. Menurut Chomsky, anak-anak dilahirkan sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk berbahasa. Melalui kontak dengan lingkungan social, kemampuan bahasa tersebut akan tampak dalam perilaku berbahasa. Dan menurut beliau, anak bukanlah suatu tabula rasa, melainkan telah mempunyai faculty of language (kemampuan untuk berkembang atau untuk belajar bahasa). Perkembangan bahasa anak juga terjadi karena faktor pembawaan, bahwa anak lahir sudah disertai dengan LAD (Language Aquisition Device) yang membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang tidak ditemukan dari lingkungannya. Gagasan Chomsky tentang bakat bahasa dengan asumsi dasar bahwa anak yang memperoleh bahasa tidak hanya sekadar belajar sebuah akumulasi tuturan yang acak tetapi mempelajari seperangkat kaidah yang melandasi prinsip pembentukan pola ujaran. Seorang anak membuat dan menginternalisasikan tata bahasa dengan cara-cara tertentu. Ia akan mencari keteraturan tuturan yang didengarnya di sekitarnya.

Menurut Vygotsky, anak pada usia dini menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing dan memonitor perilaku mereka. Menurutnya, bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah hingga kemudian menyatu. Anak harus berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Private speech merupakan penggunaan bahasa untuk kemandirian. Ada dua jenis private speech yaitu Private Speech Eksternal adalah anak berbicara dengan mengeluarkan suara namun tidak ditujukan untuk orang yang ada di sekitarnya tapi hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan Private Speech Internal adalah pembicaraan yang dilakukan secara mandiri tanpa mengeluarkan suara atau disebut juga bicara dalam hati. Ia berpendapat bahwa private speech menunjukkan transisi awal untuk komunikatif secara sosial. Masa transisi meliputi berbicara dengan dirinya sendiri yang terjadi pada usia 3 sampai 7 tahun. Biasanya anak yang melakukan private speech lebih focus, kinerja lebih baik dan akan lebih kompeten secara sosial dibandingkan mereka yang tidak.