Rabu, 18 Mei 2011

Analisis Film "Motherhood"

Film Motherhood menceritakan tentang seorang wanita bernama Eliza Welch yang merupakan mantan penulis fiksi yang memilih menjadi seorang ibu rumah tangga. Meskipun sibuk dengan urusan rumah tangganya, Eliza tidak benar-benar bisa meninggalkan dunia menulisnya sehingga ia masih meluangkan waktunya untuk menulis di blog miliknya. Suatu ketika ia melihat pemberitaan tentang perlombaan menulis artikel tentang arti menjadi seorang ibu, ia ingin mengikuti lomba tersebut namun ia tidak mempunyai banyak waktu untuk menulis artikel pendek tersebut. Dari sinilah mulai terjadi konflik dalam diri Eliza yang merasa bahwa tidak ada kepedulian atau pengertian lagi dari suaminya dan merasa bahwa sangat susah menjadi ibu rumah tangga seperti dirinya. Hal ini akhirnya mengganggu rumah tangganya.
Dilihat dari teori Family and Communication, dari 4 pola komunikasi dalam keluarga yang ada keluarga yang dimiliki oleh Eliza termasuk dalam The Equality Pattern yaitu Eliza dan suaminya berkomunikasi dengan baik, saling menyampaikan ide dan tidak ada pemimpin atau pengikut dan keputusan dibuat bersama meskipun dalam berkomunikasi terkadang suaminya tidak terlalu mempedulikan apa yang dikatakan oleh Eliza, dan The Balance Split Pattern yaitu Eliza mempunyai otoritas atas domainnya sendiri begitu juga dengan suaminya. Pada stage in interpersonal relationship Eliza telah masuk pada tahap intimacy yaitu telah memiliki komitmen satu sama lain, namun saat ini hubungan yang dialamni oleh Liza dapat dibilang mengalami kemerosotan atau masuk pada tahap deterioration yang terlihat pada komunikasi mereka yang mulai menjauh dan tidak adanya kepeduliaan saat Liza berkomunikasi dengan suaminya.
Menurut perkembangan masa dewasa, Eliza sudah termasuk dalam masa dewasa awal yang ditandai dengan selesai bersekolah, bekerja, hidup terpisah dari orang tua, menikah, dan menjadi orang tua atau ibu. Meskipun Eliza hanya menjadi ibu rumah tangga, namun sebelumnya dia sudah pernah bekerja menjadi seorang penulis fiksi sehingga dia tetap termasuk dalam masa dewasa awal. Dalam perkembangan kognitif Eliza, dari empat ciri perkembangan kognitif yaitu Shifting gears, Multiple causality, multiple solutions, Pragmatism dan Awareness of paradox, Eliza sudah berada pada ciri yang terakhir yaitu awareness of paradox yang terlihat dari bagaimana ia harus memprioritaskan antara kepentingannya sendiri atau kepentingan keluarganya dan juga apa konsekuensi yang ada dari keputusannya. Pada perkembangan karir yang dimiliki oleh Eliza, meskipun ia tidak bekerja namun ia telah menetapkan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga dan masih akan melanjutkan untuk menjadi seorang penulis. Pada perkembangan sosio-emosional, Liza sudah berada pada tahap consummate love dengan adanya intymacy, passion dan commitment yaitu karena Liza telah menikah dengan didasarkan cinta pada suaminya. Dalam tingkat kematangan hubungan, Liza berada pada role-focused level dimana Liza menjalankan aktivitas yang memang sudah merupakan perannya bukan karna sayang terhadap pasangan. Hal ini terlihat bahwa ia seorang istri dan juga ibu sehingga mengurus rumah tangga karena memang sudah seharusnya menjadi tugasnya. Sedangkan suaminya berada pada tahap individuated-connected level, dimana telah adanya koneksi antar pasangan, sehingga melakukan aktivitas yang memang diinginkan, karena cinta terhadap pasangan. Tahap ini terlihat dari bagaimana suaminya bekerja untuk membuat anak dan istrinya senang, meskipun pekerjaan tersebut tidak disukain oleh suaminya namun agar dapat membahagiakan istrinya ia tetap bekerja dengan profesinya tersebut.

Kamis, 14 April 2011

Infant

Bayi didefinisikan sebagai tahap hidup yang paling awal, berdasarkan data biologis dan mental serta pada konvensi sosial. Freud menyatakan bahwa perkembangan masa kanak-kanak merupakan hal yang mempengaruhi kepribadian anak. Menurut behavioral, pengalaman pada masa awal dianggap penting. Erik Erikson (1950) mengambarkan memberikan pengalaman bayi oleh orang tua agak berbeda, tetapi juga menegaskan bahwa pengalaman di masa kanak-kanak dapat mengerahkan mengatakan pengaruh jangka panjang.
Pengasuhan juga secara menyeluruh dipengaruhi secara dinamis di mana perkembangan ini terjadi. Perkembangan domain di masa bayi dimana selama masa kanak-kanak, anak-anak berubah dari makhluk muda tidak dapat menggerakkan anggota badan mereka secara terkoordinasi dengan mengendalikan kontraksi otot dan pikiran mereka untuk berjalan, mencapai, atau memegang, dan dari anak-anak yang hanya bisa berceloteh atau menangis hingga anak-anak yang dapat membuat kebutuhan dan keinginannya amat jelas dalam suatu bahasa dan cara-cara lainnya. Negara juga dapat menentukan bagaimana bayi menampilkan diri, dan banyak dari apa yang bayi belajar tentang orang, benda yang diperoleh, kemampuan mereka sendiri, dan dunia selama dalam kewaspadaan dan perhatian.
Perkembangnya sistem fisik dan saraf biasanya terlihat dari bayi yang lahir rata-rata panjangnya adalah 49-50 dan beratnya berkisar 3,4-3.5 dan pada tahun berikutnya setelah kelahiran mengalami kenaikan berat tiga kali lipat. Perubahan ini mempengaruhi cara-cara orang tua memperlakukan anaknya bahkan mengatur lingkungan fisik bayi dan bagaimana mereka berjalan serta berbicara. Kapasitas bayi untuk menerima informasi dari orang tua dan lingkungan sekitarnya selalu berkembang. Hal ini terlihat dari kemampuan bayi merespon lingkungan, mengambil, mengkodekan, dan memproses informasi. Pada usia 4 sampai 5 bulan bayi sudah bisa mengerti tentang ekspresi wajah orang dewasa yg berinteraksi dengannya, terutama dengan ekspresi orang tuanya.
Pada awalnya bayi berkomunikasi dengan menangis dan tersenyum, namun bayi dengan cepat dapat mengekspresikan sistem komunikasinya dengan ocehan-ocehan yang sudah teratur dan sekitar usia 2 tahun, bayi menguasai dasar-dasar bahasa tanpa instruksi dan tanpa usaha nyata, selalu berbicara dengan bahasa yang mereka telah diungkapkan. Ekspresi emosional adalah bukti bagaimana bayi merespon kejadian, dan orang tua baru memberikan perhatian khusus terhadap emosi bayi dalam upaya mereka untuk mengelola dan memodifikasi mereka.
Dalam usia 2 bulan, bayi sudah terlibat dalam interaksi yang kompleks dan responsif dengan ibu mereka. Interaksi ini ditandai dengan saling memberi dan menerima pertukaran dalam menatap diri seperti tersenyum dan geraman. Perubahan tingkat kemampuan yang ada pada bayi, bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Perubahan tersebut dapat berawal dari kegiatan merayap tetapi bulan berikutnya bayi ini dapat bergerak semakin cepat. Pada masa ini bayi sudah dapat melakukan kegiatan berdiri dan berlari, sehingga pada tahun kedua 85% kegiatan bayi selalu bersama dengan orang tuanya. Pada pencapaian tahap awal perkembangan bayi dapat dikatakan sama, tetapi pada pertengahan tahap perkembangannya terdapat perbedaan yang signifikan.
Bayi akan mengalami tumbuh kembang sesuai dengan perspektif atau pemikiran dari orang tua mereka. Orang tua mempengaruhi perkembangan bayi baik oleh keyakinan mereka dan oleh perilaku mereka. Secara genetika anak akan tetap meniru sebagian sifat dari ibu biologisnya meski bayi ini sedang bersama orang tua angkatnya. Secara signifikan, orang tua dalam budaya yang berbeda memiliki kepercayaan yang berbeda terhadap bayi mereka. Isi interaksi orangtua-bayi yang lebih dinamis, bervariasi dan lebih bebas untuk memilih pada manusia. Dalam industri budaya Barat, orang tua pada umumnya mengakui untuk mengambil tanggung jawab utama untuk penataan pertukaran mereka dengan bayi. Ibu dan ayah sama-sama sensitif terhadap status perkembangan bahasa bayi, tetapi, di sini juga, mereka memainkan peran yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas ucapan mereka pada bayi.
Menurut Hart dan Risley, perkembangan bahasa bayi dipengaruhi oleh apa yang didengar bayi. Karakteristik atau ciri tertentu dalam bahasa ibu akan mempengaruhi gaya bahasa bayi. Prinsip transaksional dalam perkembangan meyakini bahwa karakteristik individu dalam membentuk pengalaman mereka dan sebaliknya bahwa pengalaman membentuk karakteristik individu. Beberapa bentuk fisik bayi mungkin mempengaruhi orang tua. Saat trimester pertama yaitu saat janin bergerak dalam rahim, saat bayi sudah lahir dengan bentuk muka, tindakan dan ekspresinya akan mempengaruhi orangtua untuk mengekspresikan reaksi reflek alaminya sebagai orangtua. Saat kelahiran, bayi juga mempelajari sinyal efektif yang bisa digunakannya untuk mempengaruhi orang dewasa, misalnya menangis untuk didekati.
Pengasuhan Intuitif, menurut Papousek dan Papousek yaitu tanggapan yang melibatkan tahapan perkembangan sesuai dengan usia dan kemampuan anak dan yang sering memiliki tujuan untuk meningkatkan adaptasi dan perkembangan. Pengasuhan bayi dipengaruhi oleh konfigurasi keluarga, tingkat stres orang tua, hubungan perkawinan (marital status), jaringan sosial orang tua, dan di antara faktor-faktor sosial-situasional lainnya. Kondisi ekonomi dan keuangan mempengaruhi beberapa hal dalam keluarga contohnya, kesejahteraan suatu keluarga, kesehatan orang tua, dan proses pemberian perhatian. Keadaan ini, juga mempengaruhi perhatian mereka, kesabaran, dan toleransi terhadap anak-anak. SES yang rendah mempengaruhi fungsi psikologis ibu, biasanya ibu dengan SES rendah akan cenderung lebih disiplin, keras dan tidak konsisten dalam pengasuhan anaknya.
Perbandingan lintas budaya menunjukkan bahwa hampir semua aspek pengasuhan bayi diinformasikan oleh budaya. Sebagai contoh pola pengasuhan di Jepang dan Amerika Serikat keduanya sama sama memiliki pola asuh yang modern dan memiliki standar hidup yang baik. Pengasuhan bayi tidak lagi dilakukan hanya oleh orangtua biologis. Namun saudara, bibi nenek, perawat, baby sitter menjadi pengganti orangtua. Bahkan sekarang ini terdapat penyedia layanan penitipan anak. Dalam banyak kebudayaan, yang nonindustrialized terutama non-Barat, bayi ditemukan dalam perawatan seorang kakak atau adik. Teori menyatakan bahwa bayi menjadi terikat kepada orang-orang yang sudah berhubungan dari waktu ke waktu dengan konsisten dan yang dapat memberikan tanggapan sesuai dengan sinyal kebutuhan mereka, hal ini menyebabkan kelekatan untuk pengembangan kepribadian yang sehat dan normal.

Minggu, 05 Desember 2010

Perkembangan Identitas Diri pada Remaja

Remaja adalah Masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Pada masa ini, anak sangat rentan terhdadap pengaruh lingkungan sosial atau pergaulannya yang akan mempengaruhi perkembangan identitas/diri mereka. Dalam film “Gridiron Gang” ini, menceritakan tentang kehidupan remaja-remaja Amerika yang saling membentuk geng sesuai dengan blok tempat tinggal mereka. geng-geng tersebut saling bermusuhan dan saling melukai bahkan saling membunuh anggota geng lain yang menyebabkan banyak remaja-remaja harus merasakan kehidupan di dalam penjara. Selain permusuhan antar geng, banyak remaja yang masuk penjara karna tindakan criminal seperti mencuri dan narkoba.

Pada umumnya hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman diri (self understanding), harga diri (self esteem), dan konsep diri (self concept) pada diri remaja tersebut. Remaja masih belum mengetahui bagaimana diri mereka dan melalui pergaulan di lingkungan sosialnya mereka mencari pemahaman tersebut. Dalam proses mencari tersebut, peran orang tua sangat penting untuk membantu anak memilah-milah mana perbuatan yang seharusnya ditiru dan mana yang memang lebih baik untuk dihindari. Apabila mereka masuk dalam pergaulan yang salah dan tidak ada pertahan diri yang cukup, maka anak akan cepat terpengaruh seperti cerita dalam film tersebut.

Orang pada umumnya memiliki persepsi yang jelek atau buruk terhadap remaja yang masuk penjara. Begitu juga yang terlihat pada remaja-remaja yang berada dalam pernjara. Mereka merasa sebagai pecundang dan tidak memiliki harga diri yang menandakan kurang/lemahnya harga diri pada remaja tersebut. Saat remaja dalam masa-masa sulit ini, peran orang tua dan orang tersayang sangat penting untuk membangun dan menumbuhkan harga diri mereka. jika orang tua tidak peduli dan malah meninggalakan anak, maka anak akan semakin terpuruk seperti yang terjadi pada Willie yang ditinggalkan oleh ibu, adik, serta kekasihnya dan jg Kenny yg ditinggalkan oleh ibunya. Saat masa terpuruk tersebut, Porter membantu membangun kembali harga diri mereka dan memberikan dukungannya dengan membentuk tim football.

Kurangnya pemahaman diri dan harga diri pada remaja menyebabkan remaja tersebut kehilangan konsep dalam dirinya. Oleh sebab itu, peran orang lain sangat dibutuhkan untuk membantu remaja dalam pemahaman diri, membangun harga diri, dan membentuk konsep dirinya. Seperti yang dilakukan Porter yang melatih anak-anak tersebut dalam tim football. Dengan cara seperti itu dia membantu mereka dalam memahami diri dan mambantu membangun harga diri mereka agar orang tua dan orang yang mereka kasihi mau kembali kepada mereka, serta dengan demikian mereka dapat membentuk konsep diri mereka.

Rabu, 16 Juni 2010

Anak dan Sekolah

Salah satu tempat anak mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Di dalam sekolah anak belajar pelajaran yang disediakan oleh kurikulum, dan anak juga belajar bersosialisasi dengan teman-temannya. Pendidikan pada anak harus diberikan sedini mungkin agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Untuk anak usia 3-4 tahun metode belajar yang diberikan adalah dengan cara bermain. Biasanya anak memulai pendidikan pertama di TK atau taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak merupakan transisi dari kehidupan keluarga ke kehidupan sekolah. Sasaran belajar umum pada TK adalah membuat bahagia kehidupan masa kanak-kanak, pengembangan potensi yang dimiliki anak, serta kelak anak dapat menjadi manusia dewasa yang bahagia dan berfungsi seutuhnya.
Setelah memulai pendidikan di TK, selanjutnya anak akan masuk ke SD atau sekolah dasar. Masa transisi dari TK ke sekolah bukan hal yang mudah untuk anak. Menjadi “anak sekolah” membawa peran dan kewaiban baru pada anak. Anak mengemban peran baru sebagai pelajar, berinteraksi, menjalin hubungan baru, mengadopsi kelompok acuan baru, dan mengembangkan standar baru untuk menilai diri sendiri. Di sekolah anak mendapat sumber ide baru yang kaya untuk membentuk perasaan diri mereka.
Melewati masa kanak-kanak, anak beranjak menjadi remaja dan melanjutkan pendidikan mereka ke sekolah menengah pertama (SMP). Ada beberapa manfaat yang didapat siswa pada masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah. Di sekolah menengah, anak cenderung merasa dewasa dan memilki lebih banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Disini anak mungkin akan tertantang secara intelektual oleh tugas akademik.
Menyelesaikan tugas di sekolah menengah pertama (SMP) anak akan melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas (SMA). Disini tingkat kesulitan yang ditemui anak akan semakin tinggi dan di masa sekolah menengah atas ini ketertarikan anak mulai menurun. Banyak siswa SMA yang putus sekolah tidak memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka maju di dunia kerja. Selain itu, banyak juga siswa yang lulus SMA dan meneruskan ke jenjang perkuliahan. Dalam proses pembelajaran yang di alami oleh anak, peran orang tua sangat penting untuk mendukung anak dalam menjalani kehidupan sekolahnya.

Minggu, 13 Juni 2010

Anak dan Teman

“Manusia adalah makhluk sosial”. Pasti kalian sudah sering mendengar kata-kata itu. Ya, sebagai manusia kita memang tidak dapat terlepas dari yang namanya berinteraksi dengan orang lain. Karena manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Berinteraksi dapat dilakukan oleh semua orang, baik anak-anak, remaja atau pun orang dewasa. Dapat dilihat saat anak-anak tumbuh, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya mereka. Sebaya?? Apa sih itu??

Sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama dan memilki fungsi untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Sangat diperlukan hubungan sebaya yang baik dalam perkembangan sosioemosional yang normal. Melalui interaksi sebaya, anak-anak dan remaja belajar bagaimana berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal balik. Kualitas interaksi pada masa bayi memberikan informasi berharga tentang perkembangan sosioemosional. Pada usia 3 tahun, anak-anak sudah lebih suka menghabiskan waktu dengan teman bermain yang berjenis kelamin sama dibanding dengan teman yang berjenis kelamin berbeda. Preferensi mereka akan kelompok berjenis kelamin sama meningkat hingga kira-kira usia 12 tahun. Saat anak memasuki sekolah dasar sifat timbal balik menjadi sangat penting dalam hubungan sebaya.

Dalam perkembangannya, orang tua mungkin mempengaruhi hubungan sebaya anak melalui banyak cara, baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya orang tua memberi tahu bagaimana cara agar anak tidak terlalu pemalu terhadap orang lain. Orang tua juga mempengaruhi hubungan sebaya anak mereka melaui cara mereka mengatur kehidupan anak mereka dan kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan sebaya. Keputusan gaya hidup orang tua juga banyak menentukan tempat anak mereka memilih teman. Contohnya sekolah yang dipilih untuk anak akan menentukan bagaimana cara anak berinteraksi dan dengan siapa saja teman sebaya anak. Hubungan orang tua dan anak ini berfungsi sebagai dasar emosional untuk menjelajahi dan menikmati hubungan sebaya.

Selanjutnya dalam perkembangan sebaya, ada yang disebut dengan status sebaya atau peer status. Peer status ini dapat dibedakan menjadi lima :
- Anak-anak popular (sering dinominasikan sebagai sahabat dan jarang tidak disukai oleh sebaya mereka).
- Anak-anak rata-rata (menerima nominasi positif dan negative rata-rata dari sebaya mereka).
- Anak-anak yang diabaikan (jarang dinominasikan sebagai sahabat tetapi tidak dibenci oleh sebaya mereka).
- Anak-anak yang ditolak (jarang dinominasikan sebagai sahabat dan dibenci secara aktif oleh sebaya mereka).
- Anak-anak controversial (sering dinominasikan sebagai teman baik seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai).

Didalam hubungan pertemanan anak, biasanya adala suatu masalah yang dapat terjadi yaitu bullying. Bullying didefinisikan sebagai perilaku verbal dan fisik yang dimaksudkan untuk menggangu seseorang yang lebih lemah. Biasanya anak-anak yang menjadi korban bullying ini adalah anak-anak yang cemas, menarik diri secara sosial, dan anak-anak yang agresif. Anak korban bullying ini lebih banyak mengalami sakit kepala, masalah tidur, sakit perut, perasaan lelah, dan depresi disbanding anak-anak yang tidak mengalami bullying.

Sabtu, 12 Juni 2010

Perkembangan Diri, Identitas dan Gender



Apa kamu sudah memahami dirimu??? Pernahkah kamu bertanya “Siapakah aku?” Sebenarnya apa sie pemahaman diri itu?? Kapan sie perkembangan diri itu dimulai??? Nah,,berikut ini saya akan menjelaskan pemahaman diri dan perkembangannya serta menjelaskan tentang perkembangan identitas..
Pemahaman diri adalah representasi kognitif anak mengenai diri dan merupakan substansi dan isi dari konsepsi diri anak. Ketika ank berkembang, pemahaman diri mereka juga berubah. Perkembangannya dimulai dari masa bayi. Lalu, gimana sie pemahaman diri pada bayi???
Pada masa bayi, untuk mengetahui bagaimana bayi memahami dirinya memang tidak mudah karena bayi tidak bisa mengekspresikan secara verbal pandangan mereka mengenai diri mereka. Namun tanda-tanda adanya pengenalan diri diketahui baru muncul pada saat bayi berusia 15 sampai 18 bulan. Cara mengetahuinya adalah dengan self-recognition visual yaitu dengan menggunakan media cermin. Prosesnnya yaitu bayi diberi sedikit bercak dihidung, lalu bayi dihadapkan pada cermin dan akan dilihat seberapa sering bayi menyentuh bercak yg terdapat pada hidungnya. Dari sanalah dapat diketahui pemahaman diri pada bayi. Karena semakin sering bayi menyentuh bercak menunjukkan bahwa bayi mengetahui ada perbedaan pada dirinya.

Memasuki masa kanak-kanak awal sudah tidak menggunakan cara visual lagi. Karena anak sudah dapat berkomunikasi secara verbal, maka teknik yang dilakukan adalah dengan wawancara. Pada masa kanak-kanak madya dan akhir evaluasi diri anak sudah lebih kompleks. Pada masa ini anak mulai memasukkan aspek sosial, mulai dapat membedakan real self dan ideal self, serta menjadi lebih realistis. Saat menginjak masa remaja, pemahaman diri semakin berkembang. Anak sudah dapat berpikir abstrak dan idealistik, memiliki kesadaran diri, diri yang fluktuasi, lebih memahami lagi tentamg real self dan ideal self, dan pemahaman diri menjadi lebih terintegritas.
Setelah membahas masalah pemahaman diri, selanjutnya kita akan membahas perkembangan identitas… Apa itu identitas?? Menurut pemikiran Erik Erikson, identitas adalah aspek kunci dari perkembangan remaja. Pada tahap perkembangan identity vs identity confusion remaja akan memutuskan siapa mereka , apa mereka dan akan kemana mereka. Dari teori perkembangan identitas Erikson, James Marcia mengklasifikasikan menjadi 4 status identitas tergatung cara menyelesaikan krisis, yaitu :
- Identity diffusion, individu belum mengalami krisis, dan belum membuat komitmen.
- Identity foreclosure, individu sudah membuat komitmen, tapi belum mengalami krisis.
- Identity moratorium, individu tengah berada pda masa krisis tapi belum memiliki komitmen.
- Identity achievement, individu yang sudah melalui krisis dan sudah sampai pada sebuah komitmen.

Setelah mengetahui perkembangan diri dan identitas, sekarang ada lagi yang disebut perkembangan gender. Gender??? Apa ya??? Pertanyaan mengenai gender dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan anak. Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat. Gender ini memiliki 2 aspek penting, yaitu identitas gender dan peran gender. Identitas gender adalah perasaan menjadi laki-laki atau perempuan yang biasanya dicapai ketika anak berusi 3 tahun. Peran gender adalah sebuah set ekspektasi yang menggambarkan bagaimana pria atau wanita seharusnya berpikir, bertindak, atau merasa.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan gender, terdiri dari pengaruh biologis yaitu hormon dan faktor keturunan, pengaruh sosial yaitu pola asuh pada anak, pengaruh teman sebaya, sekolah dan guru, serta pengaruh dari media dan pengaruh kognitif yaitu dikatakan dalam teori perkembangan kognitif gender bahwa pembagian gender anak terjadi setelah anak berpikir bahwa dirinya laki-laki atau perempuan.

Jumat, 11 Juni 2010

Anak & Media

Hai, Miiko! Vol. 21 vs Mickey Mouse Clubhouse

Pernah membaca komik yang berjudul Hai, Miiko!? Hm..,mungkin diantara kalian masih banyak yang belum pernah baca. Komik ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Miiko yang sangat periang. Nah,,kalau cerita tentang Mickey Mouse kalian udah pernah denger kan??? Sekarang ini film kartun Mickey Mouse dibuat lebih menarik dan lebih seru. Berikut ini sedikit penjelasannya…


Data Umum >> Jenis : Komik
Judul : Hai, Miiko! Vol.21 179 hlm, tahun 2009

Penyampaian content >> Komik Hitam Putih

Content >> Bercerita tentang Miiko saat pembagian rapor, makan sendirian, teman adiknya Momo-chan, penggemar temannya Shimura, Natal yang nyut-nyutan karena sakit gigi, menginap dirumah Miiko, cokelat persahabatan saat valentine dan White Day, dan Miiko yang berbelanja dengan ibunya saat musim semi.

Tujuan/materi yang ingin disampaikan >>
- Belajar bahwa sekolah itu menyenangkan
- Belajar sosial dengan teman-teman di sekolah
- Belajar saling berbagi dengan saudara dan teman-teman
- Belajar untuk rajin merawat gigi
- Belajar tentang kebersaan dalam keluarga

Sasaran pembaca/penonton >> Semua umur namun lebih cocok untuk anak usia sekolah karena anak usia sekolah sudah cukup mampu dalam membaca cerita atau komik.
Cocok untuk anak perempuan karena selain tokoh utama yang berjenis kelamin perempuan, cerita yg disajikan juga lebih berisi tentang hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak perempuan.

Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)>> Sesuai dengan usia yang dituju, karena diharapkan anak usia sekolah sudah dapat membaca namun tidak untuk anak usia prasekolah.
Dalam cerita mengandung perasaan suka dan cemburu terhadap tokoh dalam komik.

Teori yang relevan >> Sesuai dengan tahap perkembangan hubungan anak dan teman sebaya yaitu Usia 3–12 tahun : anak lebih suka menghabiskan waktu dengan teman bermain sejenis kelamin
Masuk SD : anak bermain, berkelompok & membina persahabatan
Gender mempengaruhi komposisi, ukuran dan interaksi di dalamnya : anak perempuan berkelompok 2–3 orang banyak terlibat percakapan kolaboratif, anak laki-laki berkelompok lebih banyak bermain permainan kasar, kompetitif, mengambil resiko.

Selanjutnya....


Data Umum >> Jenis : Film Kartun
Judul : Mickey Mouse Clubhouse
Durasi : 1:09:22 tahun 2008

Penyampaian content >> Full kartun

Content >> Bercerita tentang Mickey yang senang membantu teman-temannya. Mickey membantu Minie membuat sup untuk diberika pada Goofy yang sedang sakit, membantu Donald yang berubah menjadi katak untuk menemukan Putri yang bisa mengubahnya kembali, dan membantu mencari harpa utnuk membangunkan Minnie yang tertidur akibat mencium mawar tidur.

Tujuan/materi yang ingin disampaikan >>
- Belajar untuk membantu teman
- Belajar berhitung
- Belajar mengenal bentuk
- Belajar mengenal warna
- Belajar mencari jalan keluar dalam suatu masalah
- Belajar berbagi kepada teman-teman yang membutuhkan
- Belajar membedakan ukuran
- Belajar untuk mengingat pesan penting

Sasaran pembaca/penonton >> Cocok untuk anak usia balita dan sekolah karena isi film sangat bermanfaat untuk anak dan dapat melatih anak dalam berhitung dan membedakan bentuk dan ukuran, selain itu film juga mengunakan bahasa inggris sehingga ank juga dapat berlatih menggunakan bahsa inggris.
Cocok untuk semua jenis kelamin, karena tokoh utama mickey mouse yg berjenis kelamin laki-laki dan karakternya yang cukup menarik untuk dilihat dan juga mickey memilki teman laki-laki dan perempuan.

Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)>> Dapat membantu anak untuk berlatih berhitung dan berbahasa inggris. Menggunakan lagu-lagu sehingga terlihat lebih menarik.
Untuk anak diatas 7 tahun mungkin sudah tidak tertarik lagi dengan cerita yang disampaikan dalam film tersebut.

Teori yang relevan >> Sesuai dengan teori perkembangan Piaget yaitu tahap Pra Operasional anak mulai belajar tentang warna dan bentuk.
Tahap Operasional Konkret yaitu Pengurutan : kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Klasifikasi : kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain
Anak sudah mampu untuk malakukan konservasi.

Analisis dari kedua media :
Kedua media sama-sama memiliki manfaat untuk perkembangan anak. Komik Hai, Miiko! Vol.21 ini dapat membantu anak dalam mengembangkan imajinasi dan sosio-emosional pada anak sehingga dapat membantu dalam proses pertemanan pada anak. Komik juga berisi hobi yang positif dan dapat menambah kreativitas anak. Sedangkan film kartun Mickey Mouse Clubhouse ini juga dapat membantu anak untuk mengembangkan kognitifnya yaitu dengan belajar berhitung, dan membedakan bentuk, ukuran dan warna. Serta dapat memberikan emosi yang positif untuk anak dengan ikut bernyanyi dan ikut menggerakkan badan.

Conclusion :
Saya lebih menyukai Mickey Mouse karena dikemas secara lebih menarik dengan menggunakan nyanyian serta dapat membantu anak belajar dengan lebih gembira, anak juga belajar untuk saling membantu dan menjalani hubungan pertemanan yang baik. Sehingga saya menyarankan pada orang tua agar memberikan anak tontonan seperti film kartun Mickey Mouse Clubhouse ini, karena selain dapat menghibur anak film ini juga bermanfaat untuk kognitif anak. Sedangkan komik Hai, Miiko!, menurut saya cukup memberikan manfaat untuk anak. Namun komik ini lebih berisi hiburan dan manfaat sulit untuk ditangkap oleh kognitif anak karena didalam komik juga berisi cerita tentang rasa suka dan cemburu terhadap tokoh dalam cerita.