Minggu, 13 Juni 2010

Anak dan Teman

“Manusia adalah makhluk sosial”. Pasti kalian sudah sering mendengar kata-kata itu. Ya, sebagai manusia kita memang tidak dapat terlepas dari yang namanya berinteraksi dengan orang lain. Karena manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Berinteraksi dapat dilakukan oleh semua orang, baik anak-anak, remaja atau pun orang dewasa. Dapat dilihat saat anak-anak tumbuh, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya mereka. Sebaya?? Apa sih itu??

Sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama dan memilki fungsi untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Sangat diperlukan hubungan sebaya yang baik dalam perkembangan sosioemosional yang normal. Melalui interaksi sebaya, anak-anak dan remaja belajar bagaimana berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal balik. Kualitas interaksi pada masa bayi memberikan informasi berharga tentang perkembangan sosioemosional. Pada usia 3 tahun, anak-anak sudah lebih suka menghabiskan waktu dengan teman bermain yang berjenis kelamin sama dibanding dengan teman yang berjenis kelamin berbeda. Preferensi mereka akan kelompok berjenis kelamin sama meningkat hingga kira-kira usia 12 tahun. Saat anak memasuki sekolah dasar sifat timbal balik menjadi sangat penting dalam hubungan sebaya.

Dalam perkembangannya, orang tua mungkin mempengaruhi hubungan sebaya anak melalui banyak cara, baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya orang tua memberi tahu bagaimana cara agar anak tidak terlalu pemalu terhadap orang lain. Orang tua juga mempengaruhi hubungan sebaya anak mereka melaui cara mereka mengatur kehidupan anak mereka dan kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan sebaya. Keputusan gaya hidup orang tua juga banyak menentukan tempat anak mereka memilih teman. Contohnya sekolah yang dipilih untuk anak akan menentukan bagaimana cara anak berinteraksi dan dengan siapa saja teman sebaya anak. Hubungan orang tua dan anak ini berfungsi sebagai dasar emosional untuk menjelajahi dan menikmati hubungan sebaya.

Selanjutnya dalam perkembangan sebaya, ada yang disebut dengan status sebaya atau peer status. Peer status ini dapat dibedakan menjadi lima :
- Anak-anak popular (sering dinominasikan sebagai sahabat dan jarang tidak disukai oleh sebaya mereka).
- Anak-anak rata-rata (menerima nominasi positif dan negative rata-rata dari sebaya mereka).
- Anak-anak yang diabaikan (jarang dinominasikan sebagai sahabat tetapi tidak dibenci oleh sebaya mereka).
- Anak-anak yang ditolak (jarang dinominasikan sebagai sahabat dan dibenci secara aktif oleh sebaya mereka).
- Anak-anak controversial (sering dinominasikan sebagai teman baik seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai).

Didalam hubungan pertemanan anak, biasanya adala suatu masalah yang dapat terjadi yaitu bullying. Bullying didefinisikan sebagai perilaku verbal dan fisik yang dimaksudkan untuk menggangu seseorang yang lebih lemah. Biasanya anak-anak yang menjadi korban bullying ini adalah anak-anak yang cemas, menarik diri secara sosial, dan anak-anak yang agresif. Anak korban bullying ini lebih banyak mengalami sakit kepala, masalah tidur, sakit perut, perasaan lelah, dan depresi disbanding anak-anak yang tidak mengalami bullying.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar