Minggu, 05 Desember 2010

Perkembangan Identitas Diri pada Remaja

Remaja adalah Masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Pada masa ini, anak sangat rentan terhdadap pengaruh lingkungan sosial atau pergaulannya yang akan mempengaruhi perkembangan identitas/diri mereka. Dalam film “Gridiron Gang” ini, menceritakan tentang kehidupan remaja-remaja Amerika yang saling membentuk geng sesuai dengan blok tempat tinggal mereka. geng-geng tersebut saling bermusuhan dan saling melukai bahkan saling membunuh anggota geng lain yang menyebabkan banyak remaja-remaja harus merasakan kehidupan di dalam penjara. Selain permusuhan antar geng, banyak remaja yang masuk penjara karna tindakan criminal seperti mencuri dan narkoba.

Pada umumnya hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman diri (self understanding), harga diri (self esteem), dan konsep diri (self concept) pada diri remaja tersebut. Remaja masih belum mengetahui bagaimana diri mereka dan melalui pergaulan di lingkungan sosialnya mereka mencari pemahaman tersebut. Dalam proses mencari tersebut, peran orang tua sangat penting untuk membantu anak memilah-milah mana perbuatan yang seharusnya ditiru dan mana yang memang lebih baik untuk dihindari. Apabila mereka masuk dalam pergaulan yang salah dan tidak ada pertahan diri yang cukup, maka anak akan cepat terpengaruh seperti cerita dalam film tersebut.

Orang pada umumnya memiliki persepsi yang jelek atau buruk terhadap remaja yang masuk penjara. Begitu juga yang terlihat pada remaja-remaja yang berada dalam pernjara. Mereka merasa sebagai pecundang dan tidak memiliki harga diri yang menandakan kurang/lemahnya harga diri pada remaja tersebut. Saat remaja dalam masa-masa sulit ini, peran orang tua dan orang tersayang sangat penting untuk membangun dan menumbuhkan harga diri mereka. jika orang tua tidak peduli dan malah meninggalakan anak, maka anak akan semakin terpuruk seperti yang terjadi pada Willie yang ditinggalkan oleh ibu, adik, serta kekasihnya dan jg Kenny yg ditinggalkan oleh ibunya. Saat masa terpuruk tersebut, Porter membantu membangun kembali harga diri mereka dan memberikan dukungannya dengan membentuk tim football.

Kurangnya pemahaman diri dan harga diri pada remaja menyebabkan remaja tersebut kehilangan konsep dalam dirinya. Oleh sebab itu, peran orang lain sangat dibutuhkan untuk membantu remaja dalam pemahaman diri, membangun harga diri, dan membentuk konsep dirinya. Seperti yang dilakukan Porter yang melatih anak-anak tersebut dalam tim football. Dengan cara seperti itu dia membantu mereka dalam memahami diri dan mambantu membangun harga diri mereka agar orang tua dan orang yang mereka kasihi mau kembali kepada mereka, serta dengan demikian mereka dapat membentuk konsep diri mereka.

Rabu, 16 Juni 2010

Anak dan Sekolah

Salah satu tempat anak mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Di dalam sekolah anak belajar pelajaran yang disediakan oleh kurikulum, dan anak juga belajar bersosialisasi dengan teman-temannya. Pendidikan pada anak harus diberikan sedini mungkin agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Untuk anak usia 3-4 tahun metode belajar yang diberikan adalah dengan cara bermain. Biasanya anak memulai pendidikan pertama di TK atau taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak merupakan transisi dari kehidupan keluarga ke kehidupan sekolah. Sasaran belajar umum pada TK adalah membuat bahagia kehidupan masa kanak-kanak, pengembangan potensi yang dimiliki anak, serta kelak anak dapat menjadi manusia dewasa yang bahagia dan berfungsi seutuhnya.
Setelah memulai pendidikan di TK, selanjutnya anak akan masuk ke SD atau sekolah dasar. Masa transisi dari TK ke sekolah bukan hal yang mudah untuk anak. Menjadi “anak sekolah” membawa peran dan kewaiban baru pada anak. Anak mengemban peran baru sebagai pelajar, berinteraksi, menjalin hubungan baru, mengadopsi kelompok acuan baru, dan mengembangkan standar baru untuk menilai diri sendiri. Di sekolah anak mendapat sumber ide baru yang kaya untuk membentuk perasaan diri mereka.
Melewati masa kanak-kanak, anak beranjak menjadi remaja dan melanjutkan pendidikan mereka ke sekolah menengah pertama (SMP). Ada beberapa manfaat yang didapat siswa pada masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah. Di sekolah menengah, anak cenderung merasa dewasa dan memilki lebih banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Disini anak mungkin akan tertantang secara intelektual oleh tugas akademik.
Menyelesaikan tugas di sekolah menengah pertama (SMP) anak akan melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas (SMA). Disini tingkat kesulitan yang ditemui anak akan semakin tinggi dan di masa sekolah menengah atas ini ketertarikan anak mulai menurun. Banyak siswa SMA yang putus sekolah tidak memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka maju di dunia kerja. Selain itu, banyak juga siswa yang lulus SMA dan meneruskan ke jenjang perkuliahan. Dalam proses pembelajaran yang di alami oleh anak, peran orang tua sangat penting untuk mendukung anak dalam menjalani kehidupan sekolahnya.

Minggu, 13 Juni 2010

Anak dan Teman

“Manusia adalah makhluk sosial”. Pasti kalian sudah sering mendengar kata-kata itu. Ya, sebagai manusia kita memang tidak dapat terlepas dari yang namanya berinteraksi dengan orang lain. Karena manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Berinteraksi dapat dilakukan oleh semua orang, baik anak-anak, remaja atau pun orang dewasa. Dapat dilihat saat anak-anak tumbuh, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya mereka. Sebaya?? Apa sih itu??

Sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama dan memilki fungsi untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Sangat diperlukan hubungan sebaya yang baik dalam perkembangan sosioemosional yang normal. Melalui interaksi sebaya, anak-anak dan remaja belajar bagaimana berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal balik. Kualitas interaksi pada masa bayi memberikan informasi berharga tentang perkembangan sosioemosional. Pada usia 3 tahun, anak-anak sudah lebih suka menghabiskan waktu dengan teman bermain yang berjenis kelamin sama dibanding dengan teman yang berjenis kelamin berbeda. Preferensi mereka akan kelompok berjenis kelamin sama meningkat hingga kira-kira usia 12 tahun. Saat anak memasuki sekolah dasar sifat timbal balik menjadi sangat penting dalam hubungan sebaya.

Dalam perkembangannya, orang tua mungkin mempengaruhi hubungan sebaya anak melalui banyak cara, baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya orang tua memberi tahu bagaimana cara agar anak tidak terlalu pemalu terhadap orang lain. Orang tua juga mempengaruhi hubungan sebaya anak mereka melaui cara mereka mengatur kehidupan anak mereka dan kesempatan mereka untuk berinteraksi dengan sebaya. Keputusan gaya hidup orang tua juga banyak menentukan tempat anak mereka memilih teman. Contohnya sekolah yang dipilih untuk anak akan menentukan bagaimana cara anak berinteraksi dan dengan siapa saja teman sebaya anak. Hubungan orang tua dan anak ini berfungsi sebagai dasar emosional untuk menjelajahi dan menikmati hubungan sebaya.

Selanjutnya dalam perkembangan sebaya, ada yang disebut dengan status sebaya atau peer status. Peer status ini dapat dibedakan menjadi lima :
- Anak-anak popular (sering dinominasikan sebagai sahabat dan jarang tidak disukai oleh sebaya mereka).
- Anak-anak rata-rata (menerima nominasi positif dan negative rata-rata dari sebaya mereka).
- Anak-anak yang diabaikan (jarang dinominasikan sebagai sahabat tetapi tidak dibenci oleh sebaya mereka).
- Anak-anak yang ditolak (jarang dinominasikan sebagai sahabat dan dibenci secara aktif oleh sebaya mereka).
- Anak-anak controversial (sering dinominasikan sebagai teman baik seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai).

Didalam hubungan pertemanan anak, biasanya adala suatu masalah yang dapat terjadi yaitu bullying. Bullying didefinisikan sebagai perilaku verbal dan fisik yang dimaksudkan untuk menggangu seseorang yang lebih lemah. Biasanya anak-anak yang menjadi korban bullying ini adalah anak-anak yang cemas, menarik diri secara sosial, dan anak-anak yang agresif. Anak korban bullying ini lebih banyak mengalami sakit kepala, masalah tidur, sakit perut, perasaan lelah, dan depresi disbanding anak-anak yang tidak mengalami bullying.

Sabtu, 12 Juni 2010

Perkembangan Diri, Identitas dan Gender



Apa kamu sudah memahami dirimu??? Pernahkah kamu bertanya “Siapakah aku?” Sebenarnya apa sie pemahaman diri itu?? Kapan sie perkembangan diri itu dimulai??? Nah,,berikut ini saya akan menjelaskan pemahaman diri dan perkembangannya serta menjelaskan tentang perkembangan identitas..
Pemahaman diri adalah representasi kognitif anak mengenai diri dan merupakan substansi dan isi dari konsepsi diri anak. Ketika ank berkembang, pemahaman diri mereka juga berubah. Perkembangannya dimulai dari masa bayi. Lalu, gimana sie pemahaman diri pada bayi???
Pada masa bayi, untuk mengetahui bagaimana bayi memahami dirinya memang tidak mudah karena bayi tidak bisa mengekspresikan secara verbal pandangan mereka mengenai diri mereka. Namun tanda-tanda adanya pengenalan diri diketahui baru muncul pada saat bayi berusia 15 sampai 18 bulan. Cara mengetahuinya adalah dengan self-recognition visual yaitu dengan menggunakan media cermin. Prosesnnya yaitu bayi diberi sedikit bercak dihidung, lalu bayi dihadapkan pada cermin dan akan dilihat seberapa sering bayi menyentuh bercak yg terdapat pada hidungnya. Dari sanalah dapat diketahui pemahaman diri pada bayi. Karena semakin sering bayi menyentuh bercak menunjukkan bahwa bayi mengetahui ada perbedaan pada dirinya.

Memasuki masa kanak-kanak awal sudah tidak menggunakan cara visual lagi. Karena anak sudah dapat berkomunikasi secara verbal, maka teknik yang dilakukan adalah dengan wawancara. Pada masa kanak-kanak madya dan akhir evaluasi diri anak sudah lebih kompleks. Pada masa ini anak mulai memasukkan aspek sosial, mulai dapat membedakan real self dan ideal self, serta menjadi lebih realistis. Saat menginjak masa remaja, pemahaman diri semakin berkembang. Anak sudah dapat berpikir abstrak dan idealistik, memiliki kesadaran diri, diri yang fluktuasi, lebih memahami lagi tentamg real self dan ideal self, dan pemahaman diri menjadi lebih terintegritas.
Setelah membahas masalah pemahaman diri, selanjutnya kita akan membahas perkembangan identitas… Apa itu identitas?? Menurut pemikiran Erik Erikson, identitas adalah aspek kunci dari perkembangan remaja. Pada tahap perkembangan identity vs identity confusion remaja akan memutuskan siapa mereka , apa mereka dan akan kemana mereka. Dari teori perkembangan identitas Erikson, James Marcia mengklasifikasikan menjadi 4 status identitas tergatung cara menyelesaikan krisis, yaitu :
- Identity diffusion, individu belum mengalami krisis, dan belum membuat komitmen.
- Identity foreclosure, individu sudah membuat komitmen, tapi belum mengalami krisis.
- Identity moratorium, individu tengah berada pda masa krisis tapi belum memiliki komitmen.
- Identity achievement, individu yang sudah melalui krisis dan sudah sampai pada sebuah komitmen.

Setelah mengetahui perkembangan diri dan identitas, sekarang ada lagi yang disebut perkembangan gender. Gender??? Apa ya??? Pertanyaan mengenai gender dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan anak. Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat. Gender ini memiliki 2 aspek penting, yaitu identitas gender dan peran gender. Identitas gender adalah perasaan menjadi laki-laki atau perempuan yang biasanya dicapai ketika anak berusi 3 tahun. Peran gender adalah sebuah set ekspektasi yang menggambarkan bagaimana pria atau wanita seharusnya berpikir, bertindak, atau merasa.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan gender, terdiri dari pengaruh biologis yaitu hormon dan faktor keturunan, pengaruh sosial yaitu pola asuh pada anak, pengaruh teman sebaya, sekolah dan guru, serta pengaruh dari media dan pengaruh kognitif yaitu dikatakan dalam teori perkembangan kognitif gender bahwa pembagian gender anak terjadi setelah anak berpikir bahwa dirinya laki-laki atau perempuan.

Jumat, 11 Juni 2010

Anak & Media

Hai, Miiko! Vol. 21 vs Mickey Mouse Clubhouse

Pernah membaca komik yang berjudul Hai, Miiko!? Hm..,mungkin diantara kalian masih banyak yang belum pernah baca. Komik ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Miiko yang sangat periang. Nah,,kalau cerita tentang Mickey Mouse kalian udah pernah denger kan??? Sekarang ini film kartun Mickey Mouse dibuat lebih menarik dan lebih seru. Berikut ini sedikit penjelasannya…


Data Umum >> Jenis : Komik
Judul : Hai, Miiko! Vol.21 179 hlm, tahun 2009

Penyampaian content >> Komik Hitam Putih

Content >> Bercerita tentang Miiko saat pembagian rapor, makan sendirian, teman adiknya Momo-chan, penggemar temannya Shimura, Natal yang nyut-nyutan karena sakit gigi, menginap dirumah Miiko, cokelat persahabatan saat valentine dan White Day, dan Miiko yang berbelanja dengan ibunya saat musim semi.

Tujuan/materi yang ingin disampaikan >>
- Belajar bahwa sekolah itu menyenangkan
- Belajar sosial dengan teman-teman di sekolah
- Belajar saling berbagi dengan saudara dan teman-teman
- Belajar untuk rajin merawat gigi
- Belajar tentang kebersaan dalam keluarga

Sasaran pembaca/penonton >> Semua umur namun lebih cocok untuk anak usia sekolah karena anak usia sekolah sudah cukup mampu dalam membaca cerita atau komik.
Cocok untuk anak perempuan karena selain tokoh utama yang berjenis kelamin perempuan, cerita yg disajikan juga lebih berisi tentang hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak perempuan.

Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)>> Sesuai dengan usia yang dituju, karena diharapkan anak usia sekolah sudah dapat membaca namun tidak untuk anak usia prasekolah.
Dalam cerita mengandung perasaan suka dan cemburu terhadap tokoh dalam komik.

Teori yang relevan >> Sesuai dengan tahap perkembangan hubungan anak dan teman sebaya yaitu Usia 3–12 tahun : anak lebih suka menghabiskan waktu dengan teman bermain sejenis kelamin
Masuk SD : anak bermain, berkelompok & membina persahabatan
Gender mempengaruhi komposisi, ukuran dan interaksi di dalamnya : anak perempuan berkelompok 2–3 orang banyak terlibat percakapan kolaboratif, anak laki-laki berkelompok lebih banyak bermain permainan kasar, kompetitif, mengambil resiko.

Selanjutnya....


Data Umum >> Jenis : Film Kartun
Judul : Mickey Mouse Clubhouse
Durasi : 1:09:22 tahun 2008

Penyampaian content >> Full kartun

Content >> Bercerita tentang Mickey yang senang membantu teman-temannya. Mickey membantu Minie membuat sup untuk diberika pada Goofy yang sedang sakit, membantu Donald yang berubah menjadi katak untuk menemukan Putri yang bisa mengubahnya kembali, dan membantu mencari harpa utnuk membangunkan Minnie yang tertidur akibat mencium mawar tidur.

Tujuan/materi yang ingin disampaikan >>
- Belajar untuk membantu teman
- Belajar berhitung
- Belajar mengenal bentuk
- Belajar mengenal warna
- Belajar mencari jalan keluar dalam suatu masalah
- Belajar berbagi kepada teman-teman yang membutuhkan
- Belajar membedakan ukuran
- Belajar untuk mengingat pesan penting

Sasaran pembaca/penonton >> Cocok untuk anak usia balita dan sekolah karena isi film sangat bermanfaat untuk anak dan dapat melatih anak dalam berhitung dan membedakan bentuk dan ukuran, selain itu film juga mengunakan bahasa inggris sehingga ank juga dapat berlatih menggunakan bahsa inggris.
Cocok untuk semua jenis kelamin, karena tokoh utama mickey mouse yg berjenis kelamin laki-laki dan karakternya yang cukup menarik untuk dilihat dan juga mickey memilki teman laki-laki dan perempuan.

Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)>> Dapat membantu anak untuk berlatih berhitung dan berbahasa inggris. Menggunakan lagu-lagu sehingga terlihat lebih menarik.
Untuk anak diatas 7 tahun mungkin sudah tidak tertarik lagi dengan cerita yang disampaikan dalam film tersebut.

Teori yang relevan >> Sesuai dengan teori perkembangan Piaget yaitu tahap Pra Operasional anak mulai belajar tentang warna dan bentuk.
Tahap Operasional Konkret yaitu Pengurutan : kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Klasifikasi : kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain
Anak sudah mampu untuk malakukan konservasi.

Analisis dari kedua media :
Kedua media sama-sama memiliki manfaat untuk perkembangan anak. Komik Hai, Miiko! Vol.21 ini dapat membantu anak dalam mengembangkan imajinasi dan sosio-emosional pada anak sehingga dapat membantu dalam proses pertemanan pada anak. Komik juga berisi hobi yang positif dan dapat menambah kreativitas anak. Sedangkan film kartun Mickey Mouse Clubhouse ini juga dapat membantu anak untuk mengembangkan kognitifnya yaitu dengan belajar berhitung, dan membedakan bentuk, ukuran dan warna. Serta dapat memberikan emosi yang positif untuk anak dengan ikut bernyanyi dan ikut menggerakkan badan.

Conclusion :
Saya lebih menyukai Mickey Mouse karena dikemas secara lebih menarik dengan menggunakan nyanyian serta dapat membantu anak belajar dengan lebih gembira, anak juga belajar untuk saling membantu dan menjalani hubungan pertemanan yang baik. Sehingga saya menyarankan pada orang tua agar memberikan anak tontonan seperti film kartun Mickey Mouse Clubhouse ini, karena selain dapat menghibur anak film ini juga bermanfaat untuk kognitif anak. Sedangkan komik Hai, Miiko!, menurut saya cukup memberikan manfaat untuk anak. Namun komik ini lebih berisi hiburan dan manfaat sulit untuk ditangkap oleh kognitif anak karena didalam komik juga berisi cerita tentang rasa suka dan cemburu terhadap tokoh dalam cerita.

Rabu, 09 Juni 2010

Perkembangan Emosi

Bagaimana emosi kalian hari ini?? Kalo denger kata “emosi” pasti selalu di indentikkan dengan marah-marah. Padahal sebenarnya tidak. Jadi apa sih emosi itu?? Daniel Goleman memaknai istilah emosi sebagai setiap pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap yang merujuk pada suatu pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Menurut Hurlock (1990), individu yang dikatakan matang emosinya yaitu:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. Individu yang emosinya matang mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
b. Pemahaman diri. Individu yang matang, belajar memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkannya untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat
c. Menggunakan kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara bereaksi terhadap situasi tersebut.
Jadi, emosi adalah perasaan yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting oleh orang tersebut. Ada beberapa sumber emosi :
 Kepribadian
Memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam situasi apa pun.
 Cuaca
Memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati.
 Stres
Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah menyebabkan seseorangh mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat.
 Aktivitas social
Orang-orang dengan suasana hati positif biasanya mencari interaksi sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik.
 Tidur
Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Kurangnya intensitas tidur pada seseorang dapat membuat orang tersebut cepat merasa lelah sehingga sulit untuk mengontrol emosinya.
Perkembangan Emosi
Pada masa bayi emosi yang paling sering terlihat adalah ketika bayi menangis. Namun, sebenarnya emosi yang muncul bukan hanya itu. Perkembangan emosi pada bayi merupakan emosi primer. Bayi dapat memperlihatkan emosi gembira dan kesal tau marah dengan mengeluarkan suara-suara seperti mengeluh. Bayi dapat mengomunikasikan kemampuan maupun kekesalan dengan gerak tubuh, rengekan atau tangisan beritmis, serta mimic muka, atau adakalanya berteriak-teriak. Bayi mempunyai kesadaran akan orang asing maupun situasi yang asing sehingga ia akan takut dan menangis saat berada di sisi atau disapa orang yang belum dikenalnya.
Pada masa kanak-kanak emosi yang muncul adalah emosi yang disadari. Emosi tersebut meliputi : empati, cemburu, bingung, bangga, malu, dan bersalah. Rasa cemburu pada anak merupakan reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang nyata atau ancaman kehilangan kasih sayang. Contohnya bila ada bayi baru lahir dan meminta banyak waktu dan perhatian ibunya, maka anak yang lebih tua terbiasa menerima rasa diabaikan dan merasa cemburu kepada adiknya.

Minggu, 02 Mei 2010

Perkembangan Bahasa pada Anak

Perkembangan bahasa pada anak

Bahasa sebagai salah satu bentuk komunikasi sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Dengan berbahasa kita dapat memberikan informasi kepada orang lain dan dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan bahasa dimulai dari masa bayi, dimana bayi-bayi secara efektif mengeluarkan suara sejak ia lahir yang bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Biasanya pada usia kira-kira 1-2 bulan bayi pertama kali mendekut (cooing) dengan mengeluarkan suara “oo” seperti “coo”. Dipertengahan tahun pertama anak pertama kali mengeluarkan celoteh seperti “ba, ba, ba.” Bayi menggunakan gerakan-gerakan seperti menunjuk ke gelas yang kosong untuk meminta susu pertama kali pada usia 8-12 bulan.

Pemerolehan bahasa bersifat subsadar dan alamiah maksudnya pemeroleh bahasa tidak menyadari bahwa dia memperoleh suatu bahasa. Menurut Chomsky, anak-anak dilahirkan sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk berbahasa. Melalui kontak dengan lingkungan social, kemampuan bahasa tersebut akan tampak dalam perilaku berbahasa. Dan menurut beliau, anak bukanlah suatu tabula rasa, melainkan telah mempunyai faculty of language (kemampuan untuk berkembang atau untuk belajar bahasa). Perkembangan bahasa anak juga terjadi karena faktor pembawaan, bahwa anak lahir sudah disertai dengan LAD (Language Aquisition Device) yang membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang tidak ditemukan dari lingkungannya. Gagasan Chomsky tentang bakat bahasa dengan asumsi dasar bahwa anak yang memperoleh bahasa tidak hanya sekadar belajar sebuah akumulasi tuturan yang acak tetapi mempelajari seperangkat kaidah yang melandasi prinsip pembentukan pola ujaran. Seorang anak membuat dan menginternalisasikan tata bahasa dengan cara-cara tertentu. Ia akan mencari keteraturan tuturan yang didengarnya di sekitarnya.

Menurut Vygotsky, anak pada usia dini menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing dan memonitor perilaku mereka. Menurutnya, bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah hingga kemudian menyatu. Anak harus berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Private speech merupakan penggunaan bahasa untuk kemandirian. Ada dua jenis private speech yaitu Private Speech Eksternal adalah anak berbicara dengan mengeluarkan suara namun tidak ditujukan untuk orang yang ada di sekitarnya tapi hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan Private Speech Internal adalah pembicaraan yang dilakukan secara mandiri tanpa mengeluarkan suara atau disebut juga bicara dalam hati. Ia berpendapat bahwa private speech menunjukkan transisi awal untuk komunikatif secara sosial. Masa transisi meliputi berbicara dengan dirinya sendiri yang terjadi pada usia 3 sampai 7 tahun. Biasanya anak yang melakukan private speech lebih focus, kinerja lebih baik dan akan lebih kompeten secara sosial dibandingkan mereka yang tidak.